skip to main |
skip to sidebar
Kristalisasi merupakan proses alami yang merubah cairan madu menjadi
padatan / gumpalan. Kristalisasi terjadi ketika glukosa, yang merupakan
salah satu dari dua jenis gula utama yang ada pada madu (glukosa dan
fruktosa) secara spontan memisah dari ikatannya. Glukosa kehilangan air
(menjadi glukose monohydrate) berubah bentuk menjadi kristal yang
mengikat komponen madu lainnya membentuk semi padatan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kristalisasi pada madu, yaitu:
1. Faktor utama yang berpengaruh yaitu kadar glukosa dan kadar air.
Kadar glukosa dan kadar air yang tinggi (seperti pada madu karet,
kaliandra, kopi) mempercepat proses kristalisasi.
2. Adanya partikel - pertikel kecil seperti debu, bee pollen, sisa
lilin atau propolis, dan gelembung udara pada madu dapat juga
menstimulasi kristalisasi.
Umumnya, terjadinya kristalisasi
tergantung dari jenis madu, penanganan pasca panen, dan kondisi
penyimpanan. Kristalisasi pada madu mengurangi kualitas madu yang
dijual. Kondisi ketika padatan madu sudah mencair akan mempercepat
pertumbuhan khamir pada madu sehingga terjadilah fermentasi yang
menghasilkan rasa asam pada madu.
Kristalisasi pada madu dapat
dikurangi dengan menjaga suhu madu pada 20-71 derajat Celcius selama
pembotolan, penyaringan madu sebelum dikemas untuk menghilangkan
partikel-partikel yang dapat memancing kristalisasi (National Honey
Board, 2006).
Jika madu sudah terlanjur mengkristal, sebaiknya
madu dituang ke wadah dan rendam dalam air hangat sambil diaduk sampai
kristalnya hancur. Atau tuang madu ke dalam wadah yang tahan panas,
kemudian panaskan dalam microwave. Aduk setiap 30 detik sampai
kristalnya mencair. Ingat, untuk mencairkan kembali kristal madu tidak
dianjurkan untuk merebusnya.
Post a Comment